31 Mar 2014

Pakaian Kebohongan

Assalammualaikum ikhwah fillah… :)

Dari ‘Asma ra., Seorang perempuan berkata, “Ya Rasulullah, aku punya madu (istri lain dari suaminya). Bolehkah aku berdandan untuk suamiku dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadaku?”. Rasulillah saw. menjawab, “Orang yang berdandan dengan sesuatu yang bukan miliknya adalah seperti orang yang mengenakan dua pakaian kebohongan”.(HR Bukhari dan Muslim)

Hadits ini mengingatkan perempuan untuk bersikap jujur dalam tindakan dan penampilannya. Perempuan shalehah tidak sepantasnya berpenampilan dengan sesuatu yang bukan miliknya, misalnya dengan pakaian dan perhiasan yang dipinjam dari orang lain.
Sebab, tindakan seperti ini bias melukai hati suami yang tidak mampu memberikan sesuatu yang lebih baik daripada pemberiannya. Selain itu, penampilan tersebut juga bias disalahtafsirkan sebagai pembohongan terhadap suami, lebih-lebih jika suami adalah pencemburu.

Selain memuat pesan agar perempuan shalehah menjaga diri dari dandanan yang bukan miliknya, hadits tersebut juga mengingatkan bahaya kepalsuan dalam penampilan.
Hal ini sering terjadi pada perempuan-perempuan yang senang menonjolkan diri dan ingin dipuji. Mereka suka behias dan berpenampilan palsu. Mereka juga senang mengklaim dengan penuh kebanggaan bahwa semua pakaian dan perhiasan yang mendukung penampilannya adalah harta miliknya, padahal bias jadi semuanya adalah pinjaman.
Akibatnya, mereka hanya menampilkan kebohongan di mata orang banyak, lebih-lebih dimata suami. Inilah kebohongan public yang hanya menambah keburukan diri. Inilah contoh amat buruk yang digambarkan oleh Rasulullah saw. Sebagai “mengenakan dua pakaian kebohongan”. Semoga Anda, para perempuan shalehah terhindah dari tindakan yang tidak pantas ini..
Aamiin aamiin yaa Robbal ‘alamin..

Dikutip dari :
Buku 100 Pesan Nabi untuk Wanita
karya Badwi Mahmud Al-Syaikh, 2013, penerbit mizania, halaman 146.


Sekian, semoga bermanfaat..
Wassalammualaikum.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar